Hari pertama PAS, Arya sampai rumah pukul 11:40 WIB. Selepas mengucapkan salam langsung bercerita, mengalir tanpa henti hingga selesai.
"Bund, masak tadi gojeknya lupa matiin aplikasinya. Jadi tuh dia sebenarnya mau jemput anaknya yang sekolah di Bento juga. Ternyata order dari aku masuk." Ujar Arya.
"Lalu gimana de?" Tanyaku.
"Ya udah, boti akhirnya anaknya yang perempuan duduk di depan. Aku di belakang." Wajah Arya biasa saja, tanpa merasa ada yang salah.
Padahal, Arya punya hak untuk menyatakan tidak bersedia, karena harus bonceng tiga, membahayakan. Helm pun hanya ada dua. Tapi Arya tidak berpikir sejauh itu, malah berbinar-binar bercerita seakan itu pemgalaman yang menyenangkan.
"Ade kenal sama anak perempuan bapak ojolnya?" Tanyaku lagi.
"Enggak kenal, tapi aku dengar anaknya bapak ojol bisik-bisik sering dengar nama aku ke ayahnya." Senyumnya manis ketika bercerita.
Lalu Arya memberi bintang 5, memberi tip 5.000 dan menuliskan terima kasih di aplikasi.
"Tadi bapaknya bilang sih bund, abis ini mau jemput anaknya lagi, kakak dari yang tadi dia jemput." Masih dengan tatapan berbinar.
Kuduga, Arya kagum pada bapak ojol, tetap mencari nafkah dan terus memberi perhatian dengan menjemput anak-anaknya di sekolah.
Ah, bangga juga sama Arya, dia memberi tip 5.000, lumayan besar, sebagai bentuk apresiasi Arya kepada bapak ojol.
Selalu ada pelajaran yang didapat dari perjalanan hidup kita sehari-hari.
Bunda.Flora
Dengan bertambahnya usia, tersadar bahwa hidupku ini tidak hanya diriku. Tanggung jawabku tidak hanya diri sendiri. Setiap tindakan harus kupikir masak-masak, karena telah jadi tauladan untuk anak-anak kami, panggil aku......Bunda Flora
Minggu, 01 Desember 2019
Selasa, 22 Oktober 2019
Kesan Pertama
Pagi ini di atas commuter menuju Jakarta, Presiden Jokowi baru saja mengumumkan para menteri di kabinetnya.
Empat anak muda, pria, usia 25-30 an tahun sedang berbincang para menteri yang siap bekerja. Kesan pertama mereka, wah bos gojek jadi menteri pendidikan, kaget lalu datar saja, tak ada kesan negatif, biasa saja.
Lalu, Kapolri, jadi Mendagri, wah, keren. Sama ya sebelumnya Kapolri dulu baru jadi menteri. Wah siapa ya pengganti yang jadi Kapolri. Mereka bertanya-tanya, Kapolda Jaya baru bintang dua.
Eh...bu Susy diganti, menteri paling metal. Wah penggantinya dari Gerindra. Datar juga kalimat mereka.
Erick jadi menteri BUMN, kerenlah, kalimatnya datar juga🤣.
Pak Sofyan Djalil, masih pegang pertanahan.
Ah damainya mendengarkan mereka berdiskusi, biasa saja, datar saja, sekedar tahu, siapa yang jadi menteri di kabinet baru ini. Dan tampaknya mereka cukup kenal dengan nama-nama yang diumumkan jam 08:00 pagi ini.
Perubahan sejatinya kita alami setiap saat, santai saja, tunggu prosesnya, nikmati hasilnya.
Empat anak muda, pria, usia 25-30 an tahun sedang berbincang para menteri yang siap bekerja. Kesan pertama mereka, wah bos gojek jadi menteri pendidikan, kaget lalu datar saja, tak ada kesan negatif, biasa saja.
Lalu, Kapolri, jadi Mendagri, wah, keren. Sama ya sebelumnya Kapolri dulu baru jadi menteri. Wah siapa ya pengganti yang jadi Kapolri. Mereka bertanya-tanya, Kapolda Jaya baru bintang dua.
Eh...bu Susy diganti, menteri paling metal. Wah penggantinya dari Gerindra. Datar juga kalimat mereka.
Erick jadi menteri BUMN, kerenlah, kalimatnya datar juga🤣.
Pak Sofyan Djalil, masih pegang pertanahan.
Ah damainya mendengarkan mereka berdiskusi, biasa saja, datar saja, sekedar tahu, siapa yang jadi menteri di kabinet baru ini. Dan tampaknya mereka cukup kenal dengan nama-nama yang diumumkan jam 08:00 pagi ini.
Perubahan sejatinya kita alami setiap saat, santai saja, tunggu prosesnya, nikmati hasilnya.
Kamis, 11 April 2019
MEMAHAMI PRILAKU ANAK & REMAJA DI MEDIA SOSIAL
Pola asuh anak & remaja saat ini berbeda dengan yang kita alami dulu. Komunikasi dengan mereka tidak bisa lagi dilakukan satu arah, seperti ketika ayah/ibu kita menasehati kita dulu, tidak boleh ini tidak boleh itu, dan sebagian besar dari kita, langsung nurut😁.
Anak & remaja saat ini butuh "alasan" mengapa kita melarang atau menganjurkan mereka untuk melakukan sesuatu hal. "Alasan" itu yang harus bisa diterima mereka, baru mereka mau melakukan/tidak melakukannya.
Karena itu Ayah-Bunda tidak boleh berhenti "upgrade" pengetahuan, banyak baca dan banyak diskusi dengan yang lebih ahli.
Sudah enggak zaman, anak & remaja harus menerima apapun yang orangtuanya katakan. Jangan bangga kalau anak kita seakan-akan menurut pada orangtua. Terbuka pada anak dengan diskusi yang sehat merupakan cara yang paling baik mendidik anak & remaja di era digital ini. Bukankah Kita lebih baik tahu yang sebenar-benarnya "siapa anak Kita" dan kita bisa membimbing mereka ketimbang mereka seakan-akan anak manis di depan kita padahal mereka punya kehidupan yang disembunyikan kita.
"Abis gimana bun, aku gaptek, enggak ngerti medsos bukan nggak peduli anakku ngapain aja", alasan yang paling sering saya dapat dari para orang tua. Padahal Kita bisa belajar, tanya kiri kanan, bukan hal yang sulit mempelajari aplikasi media sosial.
Anak & remaja sebenarnya senang juga berbagi berbagai aktifitas dan pemikiran mereka sama kok seperti kita, dan itu mereka membagikannya melalui media sosial, seperti Instagram, Snapchat, Youtube, Line.
Berdasarkan desk research yang Saya lakukan, untuk anak & remaja di Depok, lebih sering berbagi melalui Instagram terutama melalui IGstory. Kalau mereka lagi "gabut" biasanya mereka bikin story, jawaban-jawaban yang mereka berikan itu sebenarnya memberikan gambaran diri anak kita.
Yuk kita follow akun medsos anak kita, tidak perlu juga selalu kasih "like" atau "comment" postingan mereka, karena tujuan kita untuk mengikuti perkembangan anak kita, cukup jadi "silent follower" saja. Tidak perlu langsung reaktif ats postingan mereka yang bisa jadi tidak sesuai dengan nilai yang kita terapkan. Santai saja, cari momen agar bisa diskusi sehat dengan anak kita.
"Bun, aman kok, aku udah followed akun anakku, enggak ada posting aneh-aneh, malah jarang posting." Hey.... Biasanya mereka punya dua akun, malah tiga akun. Hah???.....tarik nafas ya ayah bunda....Biasanya akun pertama merupakan akun yang dibuat untuk "pencitraan" agar bisa diakses public atau fake friends😂 mereka. Akun kedua dibuat untuk "inner circle" mereka, akun ini yang sebenarnya apa adanya mereka. Akun ketiga biasanya untuk kepoin yang mereka mau tahu tapi enggak ingin akun yang difollow itu tahu.
Kok bisa gitu? Ya, untuk Instagram, satu aplikasi bisa digunakan untuk 5 accounts. Kalau untuk aplikasi lain, mereka biasanya pakai "paralel space" "multi account pro" dan lainnya untuk punya lebih dari satu account.
Sebenarnya saya pribadi senang dengan fenomena ini, artinya anak sudah bisa memanage kehidupan medsosnya, walaupun awalnya sempat kaget juga ketika salah satu keponakan kedapatan punya 3 accounts. Akun pertamanya hanya 40 posts, akun keduanya 365 posts😂.
Kita tidak perlu terlalu khawatir karena sejatinya sebelum munculnya media sosial, manusia berinteraksi secara langsung atau tatap muka.
Media Sosial merupakan sebuah media untuk berkomunikasi dengan lingkungan sosial melalui alat digital berupa ponsel, pc, atau tablet. Media sosial memiliki peran yang sangat penting di kehidupan anak dan remaja pada era digital ini. Sebagai orang tua, kita punya kewajiban untuk membimbing mereka agar bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak melakukan berbagai penyimpangan dalam media tersebut.
(Saya menulis ini berdasarkan jawaban saya atas pertanyaan para orangtua.)
Anak & remaja saat ini butuh "alasan" mengapa kita melarang atau menganjurkan mereka untuk melakukan sesuatu hal. "Alasan" itu yang harus bisa diterima mereka, baru mereka mau melakukan/tidak melakukannya.
Karena itu Ayah-Bunda tidak boleh berhenti "upgrade" pengetahuan, banyak baca dan banyak diskusi dengan yang lebih ahli.
Sudah enggak zaman, anak & remaja harus menerima apapun yang orangtuanya katakan. Jangan bangga kalau anak kita seakan-akan menurut pada orangtua. Terbuka pada anak dengan diskusi yang sehat merupakan cara yang paling baik mendidik anak & remaja di era digital ini. Bukankah Kita lebih baik tahu yang sebenar-benarnya "siapa anak Kita" dan kita bisa membimbing mereka ketimbang mereka seakan-akan anak manis di depan kita padahal mereka punya kehidupan yang disembunyikan kita.
"Abis gimana bun, aku gaptek, enggak ngerti medsos bukan nggak peduli anakku ngapain aja", alasan yang paling sering saya dapat dari para orang tua. Padahal Kita bisa belajar, tanya kiri kanan, bukan hal yang sulit mempelajari aplikasi media sosial.
Anak & remaja sebenarnya senang juga berbagi berbagai aktifitas dan pemikiran mereka sama kok seperti kita, dan itu mereka membagikannya melalui media sosial, seperti Instagram, Snapchat, Youtube, Line.
Berdasarkan desk research yang Saya lakukan, untuk anak & remaja di Depok, lebih sering berbagi melalui Instagram terutama melalui IGstory. Kalau mereka lagi "gabut" biasanya mereka bikin story, jawaban-jawaban yang mereka berikan itu sebenarnya memberikan gambaran diri anak kita.
Yuk kita follow akun medsos anak kita, tidak perlu juga selalu kasih "like" atau "comment" postingan mereka, karena tujuan kita untuk mengikuti perkembangan anak kita, cukup jadi "silent follower" saja. Tidak perlu langsung reaktif ats postingan mereka yang bisa jadi tidak sesuai dengan nilai yang kita terapkan. Santai saja, cari momen agar bisa diskusi sehat dengan anak kita.
"Bun, aman kok, aku udah followed akun anakku, enggak ada posting aneh-aneh, malah jarang posting." Hey.... Biasanya mereka punya dua akun, malah tiga akun. Hah???.....tarik nafas ya ayah bunda....Biasanya akun pertama merupakan akun yang dibuat untuk "pencitraan" agar bisa diakses public atau fake friends😂 mereka. Akun kedua dibuat untuk "inner circle" mereka, akun ini yang sebenarnya apa adanya mereka. Akun ketiga biasanya untuk kepoin yang mereka mau tahu tapi enggak ingin akun yang difollow itu tahu.
Kok bisa gitu? Ya, untuk Instagram, satu aplikasi bisa digunakan untuk 5 accounts. Kalau untuk aplikasi lain, mereka biasanya pakai "paralel space" "multi account pro" dan lainnya untuk punya lebih dari satu account.
Sebenarnya saya pribadi senang dengan fenomena ini, artinya anak sudah bisa memanage kehidupan medsosnya, walaupun awalnya sempat kaget juga ketika salah satu keponakan kedapatan punya 3 accounts. Akun pertamanya hanya 40 posts, akun keduanya 365 posts😂.
Kita tidak perlu terlalu khawatir karena sejatinya sebelum munculnya media sosial, manusia berinteraksi secara langsung atau tatap muka.
Media Sosial merupakan sebuah media untuk berkomunikasi dengan lingkungan sosial melalui alat digital berupa ponsel, pc, atau tablet. Media sosial memiliki peran yang sangat penting di kehidupan anak dan remaja pada era digital ini. Sebagai orang tua, kita punya kewajiban untuk membimbing mereka agar bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak melakukan berbagai penyimpangan dalam media tersebut.
(Saya menulis ini berdasarkan jawaban saya atas pertanyaan para orangtua.)
Kamis, 22 Juni 2017
Peran Istri/Suami dalam "Upaya Korupsi" yang akan dilakukannya pasangannya.
Tergeli hati ini untuk menulis ketika melihat kasus yang terjadi pada "Ridwan Mukti dan Istrinya" di televisi.
Sebagian teman-teman yang mengenal aku, tentu sudah sangat paham kenapa aku memutuskan tidak meneruskan proses menjadi seorang PNS ketika memutuskan menikah dengan seorang PNS.
Pelajaran matematika/stastiska sangat kupakai dalam berhitung guna mempersiapkan masa depan keluarga kami, aku sangat percaya rezeki sepenuhnya dari Allah SWT namun kami ingin memagari diri dari keadaan sekitar. Dan upaya bekerja di swasta/mandiri menjadi pilihanku.
Sepanjang pernikahan kami, selain gaji suami yang langsung masuk rekening, aku terbiasa bertanya asal uang yang diberikan suami untuk aku. Alhamdulillah sejak tahun lalu, setiap amplop yang diberikan sudah ada salinan bukti potong pajaknya, kalau sudah ada bukti potong pajak, aku tinggal baca. Dengan cara seperti itu, kami berdua berupaya menghindari diri dari mengambil yang bukan hak kami. Kami berdua terus saling mengingatkan. Kehidupan kami tidak berlebihan, namun sangat cukup dan membahagiakan.
Apa yang kami lakukan sering sekali kami bagi pada para teman dan kerabat yang baru menikah atau jika ada pasangan yang istri/suaminya mendapat promisi jabatan. Tidak sedikit yang merasa aneh dengan pengalaman yang kami bagi. "Apa-apaan sih mas/mba, nasehat kok begitu. Mas/mbak kayak enggak percaya sama kami." Kata mereka. Percayalah istri/suami punya andil untuk menghindari upaya korupsi yang dilakukan pasangan.
Indonesia sangat kaya, jika kesadaran pribadi untuk tidak mengambil yang bukan haknya di semua instansi, insya Allah, semua anak di Indonesia bisa mendapat pendidikan Dan kehidupan yang layak.
Yuk, mulai dari diri sendiri untuk tidak korupsi.
#GerakanAntiKorupsi #PerempuanAntiKorupsi
23 Juni 2017
Flora Sutrisno
Rabu, 21 September 2016
18 Nilai-nilai Dalam Pendidikan Karakter
18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang akan dikembangkan adalah:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Senin, 22 Agustus 2016
KETERLIBATAN ORANG TUA - Praktek Baik Orang Tua di Sekolah Anaknya
Berbagai macam
hal yang berkaitan dengan anak-anak dikomunikasi setiap hari melalui media
tersebut.
Pada tanggal
tanggal 10 Agustus 2016, terjadi
percakapan pagi di group, karena cuaca
sangat panas, anak-anak sering kali
tidak nyaman di kelas karena kipas angin yang ada di kelas tidak memadai, ada dua kipas angin, namun yang satu tidak bisa bergerak ke kiri
kanan. Banyak ide bagaimana caranya
mengumpulkan dana untuk bisa membeli tambahan kipas angin. Hati saya terketuk untuk membelikan kipas
angin untuk anak-anak, karena berpikiran
jika kami patungan, tentu butuh waktu
lama karena sudah memasukki tengah bulan,
dan tidak semua orang tua mau menyumbang walau hanya Rp 10.000 – Rp.
20.000. Saya segera meminta bendahara
komite kelas mengirimkan nomor rekeningnya,
dan segera saya transfer Rp. 500.000 untuk membeli kipas angin. Hari yang sama, bendahara dan ketua komite
kelas segera membeli kipas angin, dan
Keesokan harinya
kipas angin pun dipasang. Aanak-anak pun makin nyaman belajar di kelas
Kemarin, tanggal 22 Agustus, kami berdiskusi lagi mengenai persediaan air
di kelas, karena pihak sekolah telah
menyiapkan dispenser, namun tidak termasuk biaya pembelian air mineral. Kami pun saling berhitung termasuk biaya
untuk menguras dispenser, karena dispenser tidak dipasok listrik, pihak sekolah
khawatir pasokan listrik tidak memadai . Ada dua alternatif solusi yang akan kami
ambil, dengan asumsi isi satu galon air 19 ml,
sementara jumlah anak perkelas ada 36 orang, jika seorang anak selama
sekolah minum 500 cc air dari dispenser,
maka kebutuhan air setiap hari sekitar 18 liter, dengan demikian untuk 25 hari anak ke sekolah dibutuhkan 450 liter atau 24 galon. Dengan
harga satu galon Rp. 15.000, kami butuh
dana Rp. 360.000 untuk membeli air galon.
Alternatif
pertama, kami akan minta para orang tua
dengan suka rela berpartisipasi Rp. 10.000 setiap bulannya, alternatif kedua, kami akan sediakan kotak tertutup di samping
dispenser, setiap anak yang mengambil
air dari dispenser, diminta dengan
sukarela untuk mengisi uang sebesar Rp. 500 ke dalam kotak. Mana yang terbaik
akan kami jadikan keputusan bersama,
sementara saat ini, air galon
masih kami beli dengan uang kas, sambil
mengamati kebutuhan air dalam satu bulan ini.
Indahnya kami
berkomunikasi dalam melibatkan diri untuk kebaikan anak-anak kami semua.
Jumat, 21 Agustus 2015
Yuk Dukung Gerakan #SmantiJujur
SMA Negeri 3 Depok, salah satu sekolah favorit yang terdapat di Depok. Namun, saat ini SMA Negeri 3 Depok menjadi lebih terkenal di masyarakat. Bukan karena mendapat prestasi yang membanggakan, namun karena terdapat banyak pemberitaan miring yang tersebar di media masa.
Nama sekolah ini sudah banyak tercantum di headline berbagai berita. Namun apakah semua yang tertulis itu benar? Mari kita lihat dari sudut pandang murid SMA Negeri 3 Depok.
Saat ini, SMA Negeri 3 Depok lebih dikenal karena diberitakan telah menelantarkan 400 siswanya. Yang saat ini tertampung di sebuah sekolah di dekatnya. Apakah benar? Benarkah benar "SMA Negeri 3 Depok Fillial" adalah bagian dari SMA Negeri 3 Depok?
Kita lihat beberapa faktanya:
-Pihak sekolah sama sekali tidak berhubungan sekolah fillial ini
-Tidak ada guru SMA Negeri 3 Depok yang mengajar di sekolah fillial ini
-Pihak sekolah, sudah menyatakan bahwa mereka tidak akan menerima murid baru di luar PPDB resmi.
Ini semua adalah kehendak Dinas Pendidikan Kota Depok. Merekalah yang memprakasai sekolah ini.
Murid yang ingin mendaftar pun, bukan mendaftar di SMA Negeri 3 Depok. Namun ke Dinas Pendidikan.
Itu semua adalah yang dapat dibilang cukup lama. Ada masalah baru sekarang.
Sekarang, murid-murid dari sekolah fillial tersebut mulai dipindahkan ke SMA Negeri 3 Depok. Dan ditempatkan di kelas-kelas yang sudah ada. Jumlah murid yang sebelumnya hanya 36 siswa per kelas, sekarang dapat mencapai lebih dari 42 siswa per kelas. Bisakah dibayangkan, bagaimana kondisi sebuah kelas dengan murid sebanyak itu?
Sekarang yang dirugikan adalah murid. Terutama kelas 10. Karena pembelajaran tidak dapat berjalan dengan kondusif. Kemudian juga, akan ada banyak siswa yang tidak mendapatkan buku pelajaran dari pemerintah. Dikarenakan jumlah siswa yang melebihi kuota buku per sekolah.
Beberapa peryataan yang saya dapatkan dari murid-murid kelas 10 pun bernada serupa. Mereka sepenuhnya menolah adanya murid-murid baru tersebut. Dengan sebab utamanya, akan menghambat proses pembelajaran mereka.
Kerugiannya tidak hanya sampai di situ, karena hal ini juga, Wakil Kepala Sekolah dalam semua bidang baik kesiswaan, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, dan juga kurikulum telah mengundurkan diri dari jabatannya. Apa dampak dari hal ini bagi murid selain kelas 10? Banyak! Dalam waktu dekat, SMA Negeri 3 Depok akan mengadakan acara tahunan yang diisi oleh berbagai acara. Tentu saja semua itu butuh perizinan bukan? Jika tidak ada Wakil Kepala Sekolah, kemana kami mengajukan semuanya? Dapat dipastikan semua acara akan terhambat. Benar-benar sebuah hal buruk bagi seluruh SMA Negeri 3 Depok.
Itu kerugian yang terlihat sampai sekarang, kita tidak tahu kedepannya apa lagi masalah-masalah baru yang akan muncul. Kami hanya berharap, agar pemerintah terutama dinas untuk meniadakan praktek fillial ataupun optimalisasi seperti ini.
Perlu diingat di sini, sekolah adalah sebuah institusi pendidikan. Yang seharusnya bebas dari praktek politik ataupun ladang pendapatan. Ini adalah tempat kami mencari ilmu, kami butuh ketenangan dan konsentrasi dalam belajar. Jangan ganggu kami dengan masalah-masalah ataupun intervensi dari pihak lain.
Coba Bapak/Ibu fikirkan dari sudut pandang kami. Kami tahu semua orang berhak mengenyam pendidikan, namun jika ingin bersekolah di sekolah negeri kenapa tidak berusaha dari awal? Tidak semua hal di dunia bisa didapatkan menggunakan uang. Jika untuk masuk sekolah negeri bisa dengan uang, buauntuk apa ada PPDB? Untuk apa kami belajar sekuat tenaga ketika kelas 9 untuk mendapatkan hasil terbaik? Apa bedanya sekolah negeri dengan sekolah swasta?
Sekali lagi, coba fikirkan kembali dari sudut pandang kami sebagai murid, sebagai seorang pelajar. Janganlah memaksakan kehendak yang justru merugikan orang lain. Karena sesungguhnya hal yang dipaksakan itu tidak akan baik pada suatu saat nanti.
Bagaimana caranya kita dapat hidup jujur, jika pada tingkat SMA saja kita dihadapkan pada hal seperti ini. Dimana praktek 'curang' seperti ini adalah hal yang diperbolehkan.
Jelas generasi muda sekarang rusak, karena orang tua yang sepatutnya menjadi contoh bagi kami malah melakukan hal yang tidak benar.
Inilah sedikit ungkapan fikiran dari kami, murid SMA Negeri 3 Depok. Semoga kita dapat mencapai sebuah titik terang, di mana pemerintah menindaklanjuti hal ini.
Bantulah kami menyebar tulisan ini, agar semua orang mengetahui hal yang sebenarnya terjadi di SMA Negeri 3 Depok.
Bahwa tidak sepenuhnya pemberitaan di media itu benar, dan juga bahwa ada hal yang lebih miris yang belum masuk ke media.
#SmantiJujur
Langganan:
Postingan (Atom)