Minggu, 01 Desember 2019

OJOL - Seorang ayah

Hari pertama PAS, Arya sampai rumah pukul 11:40 WIB. Selepas mengucapkan salam langsung bercerita, mengalir tanpa henti hingga selesai.

"Bund, masak tadi gojeknya lupa matiin aplikasinya. Jadi tuh dia sebenarnya  mau jemput anaknya yang sekolah di Bento juga. Ternyata order dari aku masuk." Ujar Arya.

"Lalu gimana de?" Tanyaku.

"Ya udah, boti akhirnya anaknya yang perempuan  duduk di depan. Aku di belakang." Wajah Arya biasa saja, tanpa merasa ada yang salah.

Padahal, Arya punya hak untuk menyatakan  tidak bersedia, karena harus bonceng tiga, membahayakan. Helm pun hanya ada dua. Tapi Arya tidak berpikir sejauh itu, malah berbinar-binar bercerita seakan itu pemgalaman yang menyenangkan.

"Ade kenal sama anak perempuan bapak ojolnya?" Tanyaku lagi.

"Enggak kenal, tapi aku dengar anaknya bapak ojol bisik-bisik sering dengar nama aku ke ayahnya." Senyumnya manis ketika bercerita.

Lalu Arya memberi bintang 5, memberi tip 5.000 dan menuliskan  terima kasih  di aplikasi.

"Tadi bapaknya bilang sih bund,  abis ini mau jemput anaknya lagi, kakak dari yang tadi dia jemput." Masih dengan tatapan berbinar.

Kuduga, Arya kagum pada bapak ojol, tetap mencari nafkah dan terus memberi perhatian dengan menjemput anak-anaknya di sekolah.

Ah, bangga juga sama Arya, dia memberi tip 5.000, lumayan besar, sebagai bentuk  apresiasi Arya kepada bapak ojol.

Selalu ada pelajaran yang didapat dari perjalanan  hidup kita sehari-hari.




Tidak ada komentar: