Senin, 29 Juni 2015

Walk The Talk

Bunda kurang suka sebenarnya menggunakan istilah asing, namun sering kali kita kesulitan mencari kata/kalimat yang sesuai untuk menggambarkan ungkapan asing yang sudah bersifat umum.

Diberbagai pelatihan motivasi, ungkapan "walk the talk" sering kali digunakan. "Jalani apa yang disampaikan".

"Walk the talk" bisa kita gunakan untuk mendidik anak-anak. Karena contoh perbuatan yang orang tua lakukan secara berulang akan menjadi kebiasaan, kebiasaan yang dilakukan akan menjadi karakter kita  dalam kehidupan sehari-hari.

Seringkali kita mendengar orang tua menasehati anaknya untuk ini lah, itu lah. Sesuatu yang sifatnya positif Dan baik.
Apakah anak akan menjalankan apa yang dinasehatkan orang tuanya? Belum tentu!

Banyak faktor yang akan Membuat si anak belum tentu melakukan apa yang dinasehatkan orang tuanya. Karena anak juga punya keinginan sendiri, pandangan sendiri dan kepercayaan sendiri apa yang hendak dia lakukan.
Ada baiknya sebagai orang tua, kita bercermin pada diri sendiri terlebih dahulu sebelum menasehati anak-anak kita. Agar nasehat yang akan disampaikan dapat dijalankan dengan baik dan bukan sekedar kalimat-kalimat cantik namun tanpa makna.

Sebagai contoh, ada seorang ibu yang selalu menasehati anak-anaknya untuk merapikan dan membereskan kamar serta tidak menumpuk barang-barang yang tak terpakai. Yuk bu, coba lihat bagaimana kelakuan ibu yang suka menumpuk majalah/koran bekas, mengumpulkan kaleng bekas dan begitu banyak kerudung di lemari yang setahun sekali dipakai pun tidak.

Bagaimana mungkin anak akan mengikuti nasehat ibunya?
Alangkah eloknya jika dimulai dari si ibu, memberi contoh berprilaku yang baik sehingga akan menjadi Ibu yang berkarakter rapi dan bersih. Anak akan melihat hal tersebut dan akan mencontoh perbuatan si Ibu.

Diperlukan kerjasama yang baik antara ayah dan ibu, sehingga tidak ada standar ganda yang diterapkan di rumah. Ayahnya rajin dan rapi sementara si Ibu malas dan hanya menonton TV, anak tentu akan mencontoh yang tampak enak dan mudah buat dia. Kecenderungannya si anak akan mencontoh pada prilaku si Ibu.

Contoh lain, seorang ayah kerap meminta anaknya untuk belajar supaya si anak mendapat rangking yang bagus di sekolah. Berbagai macam buku dibelikan si ayah dan setiap hari Si ayah menyuruh anaknya membaca buku-buku tersebut.

Apakah si anak membacanya? Ternyata si anak tidak membacanya.
Seandainya saja si ayah mau meluangkan waktu bersama-sama membaca buku dengan si anak tentu membaca buku akan menjadi kebiasaan yang menyenangkan.  Belajar harus dalam keadaan senang agar semua yang dipelajari tidak sekedar digunakan untuk menjawab soal-soal ujian/ulangan dan setelah itu lupa.

Walk the talk, membiasakan diri untuk melakukan apa yang disampaikan.